SPOILER “Kasihlah selamat, karena akhirnya Om Rey laku juga,” ujar Altezza sembari mengusap lembut puncak kepala Vey. Senyum palsu kembali tersungging di wajah Vey saat dia terpaksa mengulurkan tangan ke arah Rey. "Selamat, Om. Semoga bahagia dan langgeng," katanya dengan suara yang berusaha terdengar tegar. Vey sedikit mengerjap, berusaha keras menahan air mata agar tidak kembali meluap. Di balik senyum itu, hati Vey terasa hancur berkeping-keping. Namun, tidak hanya Vey yang merasakan kehancuran ini. Rey, yang berdiri di hadapannya, juga mengalami luka yang dalam. Melihat perempuan pujaan hatinya menikah dengan Kenan tanpa mengetahui sebab sebenarnya adalah pukulan yang menyakitkan baginya. Rey telah mencoba berbagai cara untuk merayu Vey agar menikah dengannya, tetapi takdir berkata lain. Vey lebih memilih Kenan, sebuah pilihan yang tak pernah dimengerti Rey sepenuhnya. Satu-satunya alasan Rey menikah dengan Nina adalah untuk menghapus nama Vey dari hatinya. Dia merasa tidak pantas menjadi pendamping Vey, perempuan yang telah menolaknya. Pernikahan dengan Nina adalah upaya putus asa untuk mengubur cintanya terhadap Vey. Namun, di balik senyum yang dipaksakan dan kata-kata selamat yang diucapkan, kedua hati yang terluka itu saling berhadapan, terhubung oleh kenangan dan perasaan yang tak pernah sepenuhnya terucap. Di tengah keramaian pesta, mereka berdiri sebagai saksi bisu atas kisah cinta yang tak terselesaikan, masing-masing mencoba menemukan kebahagiaan di jalan yang telah mereka pilih. "Terima kasih. Kamu juga ... semoga selalu bahagia, Vey." Rey berucap lirih sembari membalas uluran tangan Vey. Sentuhan singkat itu seolah-olah menghubungkan kembali kenangan yang ingin mereka lupakan. "Jadi ini, yang namanya Vey? Cantik sekali. Rey sering banget cerita tentang kamu," kata Nina dengan senyum ramah, berusaha mencairkan suasana. Bagaimanapun, dia paham betul bahwa masih ada rasa dari Rey untuk Vey dan sebaliknya. Dia bisa melihat jelas pancaran cinta yang masih ada di mata keduanya. "Oh ya? Sepertinya memang Rey sayang banget sama Vey dan sudah menganggapnya sebagai adik sendiri. Buktinya, dia tidak pernah lengah menjaga Vey untuk saya," timpal Altezza dengan menunjukkan raut bangga. Enggak! Papa salah! Justru Om Rey yang udah menghancurkan masa depan aku, Pa! Om Rey yang udah buat aku hamil. Harusnya Om Rey yang tanggung jawab, tapi apa Papa tahu apa yang dia lakuin? batin Vey berteriak dalam keheningan, air matanya hampir tumpah lagi. Namun, Vey menahan diri, menelan semua perasaan pahit itu. Senyum palsunya tetap terpatri, meskipun hatinya menangis. Dia tidak bisa membiarkan semuanya tumpah di sini, tidak di depan Rey, Nina, dan terutama tidak di depan papanya. Kenan yang mengetahui masalah sebenarnya, tidak bisa mengatakan apa pun karena sudah berjanji pada Vey. Dia telah bersumpah untuk menjaga rahasia bahwa janin yang dikandung Vey adalah darah daging Rey. “Aku Nina, senang bisa kenal sama kamu,” ucap Nina sembari menarik lengan Vey, membawa perempuan itu ke dalam dekapan hangatnya. “Senang bisa kenal Kakak juga,” balas Vey sambil menyimpan rasa campur aduk dalam hatinya. “Vey, apa bener, janin dalam kandungan kamu itu anak Rey?” bisik Nina sangat lirih di telinga Vey, suaranya kalah dengan hingar-bingar pesta di sekitar hingga tidak ada siapa pun yang mendengar kecuali Vey. #godaanhasratterlarang #novelmoreshinee #moreshinee #moreshinee13 #rekomendasinovel #fizzo #fizzonovel #fizzoid #fizzonoveldrama #fizzorekomendasi #fizzoaffair