info
Setiap 9 Februari diperingati sebagai Hari Pers Nasional. Seiring waktu, dunia pers Indonesia terus berkembang mengikuti zaman yang terus berubah. Meski begitu, tetap saja peristiwa kelam yang belum tertuntaskan hingga kini tak bisa dilupakan. Dalam perkembangannya, dunia pers Indonesia pernah menorehkan tinta kelam di mana beberapa wartawan terbunuh dalam menjalankan tugas. Di Yogyakarta, ada seorang wartawan bernama Fuad Muhammad Syarifuddin yang dibunuh pada 16 Agustus 1996. Melansir dari merdeka.com, semasa hidupnya, pria yang akrab disapa Udin itu memang dikenal kritis dalam setiap tulisannya terkait kekuasaan Orde Baru dan militer. Tulisan yang dinilai cukup menyengat di antaranya berjudul “3 Kolonel Ramaikan Bursa Calon Bupati Bantul”, “Soal Pencalonan Bupati Bantul: banyak ‘Invisivle Hand’ Pengaruhi Pencalonan”, serta “Isak Tangis Warnai Pengosongan Parangtritis”. Udin meninggal dunia di RS Bethesda pada Jumat, 16 Agustus 1996 setelah tiga hari berjuang melawan maut tanpa pernah sadarkan diri. Setelah pemakamannya yang bertepatan dengan HUT RI ke-51, beberapa pejabat seperti Sri Sultan HB X, Pangdam IV Diponegoro, Kapolda Jateng-DIY, dan sejumlah pejabat meminta kasus Udin diusut tuntas. Namun pada 23 Agustus 1996, Kapolres Bantul saat itu, Letkol Pol Ade Subardan mengatakan bahwa tidak ada dalang dalam kasus kematian Udin meskipun belum tertangkap. Dia juga mengatakan akan menangkap pelaku pembunuhan Udin dalam waktu tiga hari dari tanggal tersebut. Namun hingga kini, siapa dalang dan pelaku pembunuhan Udin belum juga terungkap. Bahkan lembaga peradilan pun juga tak mampu menjadikan kasus pembunuhan pekerja pers itu menjadi terang benderang. Source : merdeka.com #soeharto #fyp #wartawan #ordebaru
Duration: 0 sPosted : Sat, 02 Sep 2023 08:34:55Views
166.9KDaily-
Likes
3.6KDaily-
Comments
141Daily-
Shares
70Daily-
ER
2.25%Daily-
Latest