info
RADARSOLO.COM-Matinya ikan nila siap panen seberat 31 ton yang dipelihara di keramba jaring apung (KJA) Waduk Cengklik, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali menjadi ujian cukup berat bagi petani ikan. Rencananya, ikan nila di Waduk Cengklik tersebut menjadi stok dagang selama Ramadhan dan Lebaran. Ketua Kelompok Tani KJA Sumber Rejeki Waduk Cengklik Suhartono menyebut, 14 ton ikan nila yang mereka pelihara di Waduk Cengklik mati. Sedangkan ikan nila milik Kelompok KJA Tirto Panguripan yang mati mencapai 10 ton, dan miliki Kelompok Tani KJA Ngudi Makmur sebanyak 7 ton mati, dan KJA lainnya. "Harga ikan saat ini sekitar Rp 29 ribu per kilogram. Saya merugi Rp 50 juta. Padahal ikan-ikan ini untuk persiapan Ramadhan sampai Lebaran nanti," jelas Suhartono, Selasa (12/3/2024). Suhartono ingat betul detik-detik puluhan ton ikan nila di KJA Waduk Cengklik mati. Diawali Sabtu (9/3/2024) sudah tidak ada sinar matahari. Suhu udara di kawasan Waduk Cengklik hari Sabtu itu dingin. Lalu pada pukul 13.00 turun hujan deras hingga pukul 17.00. Lalu pada Minggu (10/3/2024) pagi, ikan nila loncat-loncat. Sebagian sudah ada yang mati dan mengambang ke permukaan air. Sisa ikan yang masih hidup dijual eceren di pinggir-pinggir jalan. Senin (11/3/2024) pagi, jumlah ikan nila di Waduk Cengklik yang mati lebih banyak lagi. Padahal biasanya, fenomena upwelling hanya terjadi dalam sehari. Namun, cuaca ekstrem ini menyebabkan upwelling berlanjut hingga Senin. "Ini Selasa juga masih (Ada yang mati). Tapi Alhamdulillah, kondisi airnya sudah mulai bening. Nggak hitam lagi. Kemarin amoniaknya tinggi, oksigen kurang, sinar matahari kurang, (ikan nila) pada keracunan semua," papar Suhartono. Suhartono berharap, Pemkab Boyolali membantu petani ikan di Waduk Cengklik yang terdampak upwelling. Misalnya menyuplai bibit dan pakan.
Duration: 60 sPosted : Tue, 12 Mar 2024 13:50:47Views
993Daily-
Likes
10Daily-
Comments
0Daily-
Shares
1Daily-
ER
1.11%Daily-
Latest