Pada awal Bulan Juli 1959, masyarakat di Kepulauan Alor, Nusa Tenggara Timur, digemparkan dengan munculnya kawanan manusia ajaib yang tingginya rata-rata mencapai 180 cm. Manusia ajaib itu memiliki penampakan fisik yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka memiliki kulit merah, berambut perak berombak, berseragam biru tua dengan lengan panjang, bersepatu hitam, dan berikat pinggang yang di sana terselip benda tabung yang terbuat dari logam. Salah seorang warga melihat manusia ajaib itu sedang menyelidiki sesuatu. Warga yang melihat kemudian langsung mengepung dan menyerang dengan panah. Tapi ternyata manusia ajaib itu kebal. Dia berhasil meloloskan diri dengan cara melompat tinggi di atas kepala para pengepungnya. Kemudian menghilang tanpa meninggalkan jejak. Lalu siapa sebenarnya manusia ajaib di Alor ini?Sementara itu, di Pulau Pantar, ada enam orang manusia ajaib yang berkeliaran di rumah-rumah penduduk setelah matahari terbenam. Salah seorang manusia ajaib yang berjenggot bahkan berani membuka jendela untuk sekadar meninjau keadaan di dalam rumah. Seorang penduduk perkampungan di sebelah timur Kota Kalabahi menjelaskan, saat ia turun dari atas pohon enau, ia dikepung oleh sekelompok manusia ajaib berseragam biru. Mereka saling bercakap-cakap dengan bahasa yang tidak dimengerti penduduk. Kemudian salah seorang di antara mereka mendekat pada penduduk itu dan memperlihatkan sebuah alat berbentuk bulat seperti beker. Penduduk itu tercengang, melalui alat tadi penduduk itu mampu melihat pemandangan jauh di seberang. Padahal di depan mereka terbentang hutan yang lebat dan bukit-bukit yang tinggi. Alat apa yang mreka tunjukan kepada kita, apakah mreka dari bangsa Anunnaki yang dibsebut juga Dewa dari bangsa Sumeria, Akkadia, Asyiria dan Babylonia.